Press "Enter" to skip to content

Komunikasi Radio Pakai Pemancar AM itu kuno, Tapi Ngangeni !!!

Diam-diam, sampai sekarang, di wilayah Indonesia, banyak sekali stasiun pemancar radio yang masih menggunakan pemancar radio bermodulasi AM. Tidak hanya para anggota amatir radio saja, tetapi juga ada sejumlah stasiun pemancar radio gelap (pirate radio station). Biasanya mereka mengudara untuk bersenang-senang saja, saling berkomunikasi sesama mereka, dan seringkali juga menjangkau jarak yang cukup jauh. Bisa antar pulau. Karena sebagian besar mereka itu bekerja pada ban frekuensi tinggi sisi bawah (lower HF band), maka tentu saja komunikasi mereka mudah ditemukan pada sore dan malam hari di antara frekuensi 3 MHz s/d 10 MHz.

Di seluruh dunia, ada cukup banyak stasiun pemancar radio yang bekerja secara diam-diam. Ada yang sukanya ngobrol, berkomunikasi antar sesama mereka. Ada juga yang sukanya memutar lagu yang ditujukan kepada para pendengar gelapnya. Dan jangan salah ada juga stasiun pemancar radio rahasia (clandestine radio station) yang memancarkan propaganda, pesan rahasia, provokasi, menyebarkan berita-berita politik anti pemerintah negara tertentu, dan kadang-kadang juga menyiarkan berita-berita kemenangan perang pihak yang didukungnya. Sebagian besar dari mereka itu, kalau di ban radio gelombang pendek, umumnya memancar menggunakan emisi AM, supaya mudah didengar. Di Eropa Utara, bahkan ada sekelompok pilot pesawat tempur, yang punya hobi memancarkan lagu-lagu secara gelap pada frekuensi tertentu, sambil menerbangkan pesawat tempurnya. Mereka ini, biasanya beroperasi di sekitar frekuensi 6 MHz s/d 10 MHz. Ada yang berpindah-pindah frekuensi, ada juga yang tetap. Dan, mereka juga menerbitkan kartu QSL bagi para pendengar mereka yang mengirimkan laporan penerimaan (secara rahasia tentunya). Ada juga yang memancar secara gelap dari kapal laut, yang berlayar di perairan internasional, sehingga tidak bisa ditangkap.

Contoh pemancar beremisi AM dalam foto ini, adalah milik sahabat saya, Mas Sulistyo. Dibangun menggunakan komponan aktif tabung radio, menerapkan empat tingkat. Paling awal, VFO-nya menggunakan tabung radio jenis pentoda, tipe EL95. Diikuti dengan tingkat RF Buffer, yang dibangun menggunakan tabung radio jenis tetroda, tipe EL84. Lalu, diperkuat dayanya menggunakan rangkaian exciter, yang dibangun menggunakan tabung tetroda tipe 6L6. Dan bagian penguat saya akhirnya (finel RF amplifier) dibangun menggunakan empat buah tabung penguat daya jenis tetroda yang biasa digunakan pada pesawat penerima TV, tipe 12GB7. Tabung ini, dulu banyak sekali dan relatif murah, karena banyak digunakan pada pesawat penerima TV tipe lama, yang masih menggunakan tabung radio. Tegangan catunya beberapa ratus Volt. Modulatornya menggunakan OCL 75 Watt. Dulu jenis penguat daya audio jenis OCL ini sangat populer.

Menurut Mas Sulistyo, pada tingkat akhirnya, digunakan empat saklar, untuk memilih berapa tabung radio yang akan digunakan. Jika hanya untuk komunikasi jarak dekat saja (lokal), cukup digunakan satu tabung penguat daya. Untuk keperluan tertentu, jika diperlukan, keempat tabung penguat daya itu bisa digunakan semuanya secar berbarengan. Jika semuanya diaktifkan, pasti akan ke luar beberapa ratis Watt daya pancarnya. Dan yang menjadi salah satu daya tariknya, pada saat ruang radio lampu penerangannya dipadamkan, maka saat kita berbicara di depan mikropon, tabung-tabung penguat daya itu akan memancarkan pendaran cahaya kebiruan, yang bergerak-gerak seakan-akan hidup, sesuai dengan suara pembicaraan kita. Soal cahaya kebiruan ini, sampai sekarang, pada perangkat penguat daya audio mutakhir yang menggunakan tabung radio (sekarang sedang naik daun), cahay biru yang bergerak-gerak bagaikan hantu itu, justru diexploitasi, supaya lebih terlihat lagi…. huuuft. Agak mistis gitu kesannya.
Masih punya simpanan pesawat pemancar radio homebrew yang pakai tabung radio…? Mulai sekarang pikirkan baik-baik untuk dibersihkan, direnovasi, dipercantik, dicat-ulang kalau perlu, dan kemudian dipajang kembali di ruang tamu Anda. Dan jangan segan-segan tunjukkan dengan gembira kepada sahabat, kerabat, tamu, dan saudara-saudara; tentang benda simpanan Anda itu. Ceritakan kembali juga segala kenangan indah Anda tentang benda ajaib milik Anda itu.

Hal itu juga yang saya usulkan kepada sahabat saya Mas Sulistyo ini, makanya saya bisa mendapatkan foto-foto perangkat radionya, lengkap dengan ceritanya. Kenangan lama ini, merupakan sejarah kehidupan kita yang tak akan bisa terlupakan, sampai akhir hayat kita…..

Repost dari tulisan Bram Palgunadi di group Telegram

One Comment

  1. Sugianto Sanusi Sugianto Sanusi February 24, 2023

    Waduh…..jadi kangen..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mission News Theme by Compete Themes.